Batang Hari
Lebihi Kapasitas Sekolah
Rabu, 30 Juni 2010 | 10:55 WIB
MESKI berdalih untuk menjalankan wajib belajar 12 tahun, kebijakan Dinas PDK Batanghari membawa efek domino. Bukan hanya kepada sekolah swasta, tapi juga terhadap sekolah negeri bersangkutan.
Pasalnya, mereka harus menerima siswa meskipun daya tampung sekolah tidak mencukupi. Kepala SMAN 7 Sari’i Saman mengatakan, meskipun kuota siswa baru telah terisi penuh, mau tidak mau mereka tetap menerima siswa yang mendaftar meskipun tak lulus.
Akibatnya kelebihan kapasitas,” imbuhnya. Ia menambahkan, banyaknya siswa baru yang melebihi kapasitas sekolah, membuat mereka akan membuat dua dua rombongan belajar. Kelas dua dan kelas tiga akan masuk pagi, sedangkan kelas satu akan masuk siang,” jelasnya.
Hal yang sama juga akan dilaksanakan di SMAN 10 dan sekolah lainnya yang jumlah siswanya melebihi daya tampung. Siswanya akan dibagi dalam kelas pagi dan kelas siang. Mereka akan belajar di gedung yang sama dengan guru dan fasilitas yang sama juga.
Sampai sekarang belum ada penambahan fasilitas. Jumlah guru kita juga masih tetap seperti itu. Ruang kelas juga belum bertambah. Nanti akan kita usulkan ke dinas supaya ada penambahan fasilitas, supaya kualitas pendidikan tetap bisa dipertahankan,” ujar Sar’i
Guru Mengeluh
Meski menjalankan kebijakan Dinas PDK, sejumlah guru di sekolah negeri mengeluh. Adanya kelas pagi dan sore akan membuat mereka kelabakan dalam mengajar.
Kalau mengajar sampai siang saja rasanya sudah sangat lelah, apalagi bila harus mengajar sampai sore. Kita tidak bisa konsentrasi lagi mengajar,” ujar seorang guru SMA yang tidak berkenan dituliskan namanya.
Selain itu, bertambahnya jam mengajar akan mengurangi waktunya untuk mempersiapkan waktu mempersiapkan bahan yang akan diajarkannya keesokan harinya.
Hal senada disampaikan seorang guru SMP. Saya belum terpikir bagaimana susahnya nanti bila harus mengajar sampai sore. Emosi kita bisa jadi meledak-ledak karena faktor kecapekan,” ucapnya.
Dijelaskannya, tugas guru bukan hanya mengajar di depan kelas, tapi juga mengoreksi tugas siswa, mempersiapkan bahan untuk pelajaran, dan memberikan penilaian.
Selain itu ada juga kewajiban dalam keluarga. Nanti kami guru ini tidak punya waktu bersama keluarga lagi karena terus-terusan di sekolah,” keluhnya. (ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar